Cerita Jesica Juara Lomba Saritilawah Al-Qur’an Bahasa Dayak
Dengan suara lembut namun penuh penghayatan, Jesica berdiri di panggung lomba Saritilawah Berbahasa Dayak yang digelar oleh Lesbumi Kalteng. Ia tampil percaya diri membacakan tafsir ayat suci Al-Qur’an dalam bahasa daerahnya sendiri, Dayak, dan berhasil memikat perhatian para juri serta penonton yang hadir.
DHEA UMILATI, Palangka Raya
SANTRIWATI berusia 15 tahun itu tidak menyangka akan keluar sebagai juara pertama. Pelajar dari MTs Terpadu Berkah Palangka Raya ini mengaku senang bisa meraih prestasi pada event keagamaan ini.
“Senang sekali, apalagi bisa tampil pakai bahasa Dayak sendiri,” ucap Jesica dengan senyum malu-malu saat ditemui, Kamis (23/10).
Jesica mengaku hanya berlatih selama tiga hingga empat hari sebelum lomba. Meski waktu persiapannya singkat, ia mengaku tidak terlalu kesulitan.

PRESTASI: Jesica (kanan) menunjukan sertifikat dan trofi juara I lomba saritilawah
Al-Qur’an Bahasa Dayak, Sabtu (18/10).
“Nggak susah, karena di rumah juga biasa pakai bahasa Dayak. Jadi tinggal belajar artinya saja biar tahu maknanya,” katanya.
Lomba Saritilawah Berbahasa Dayak ini menjadi pengalaman pertama bagi Jesica. Ia mengaku diarahkan dan dilatih langsung oleh guru dari sekolahnya. “Sekolah yang suruh ikut. Pas latihan dibimbing terus, jadi bisa cepat hafal,” ujarnya.
Anak kedua dari tiga bersaudara ini merupakan murid kelas sembilan di MTs Berkah yang berasal dari Kabupaten Murung Raya. Saat ini ia tinggal di asrama, jauh dari kedua orang tuanya yang tinggal di kampung. Meski jarang bertemu keluarga, ia tetap semangat menuntut ilmu.
“Kalau kangen orang tua, ya sabar aja. Kan tujuannya belajar, biar bisa bawa ilmu buat orang tua nanti,” katanya.
Ia mengatakan, lomba ini bukan sekadar ajang unjuk kemampuan, tapi juga cara untuk melestarikan bahasa daerah. “Senang banget karena bisa pakai bahasa Dayak di acara keagamaan. Jadi bukan cuma bahasa Arab aja, tapi juga bisa tunjukkan kalau Dayak juga bisa dakwah,” ucapnya bangga.
Kepala MTs Terpadu Berkah Palangka Raya, Ahmad Shahiba menyampaikan rasa syukur dan bangga atas prestasi yang diraih Jesica. “Kemenangan ini bukan hanya kebanggaan bagi madrasah, tetapi juga bukti bahwa nilai-nilai Al-Qur’an bisa disampaikan dengan indah melalui bahasa daerah. Jesica telah menunjukkan bahwa harmoni antara agama dan budaya dapat berjalan seiring,” ungkapnya. (*/ala)

