SSB PU Putra Konsisten Latihan Menuju Pentas Nasional

oleh

Melihat Geliat SSB di Kalteng Mencetak Atlet Usia Dini (3)

bannerads728x90

Sekolah sepak bola (SSB) lokal berikutnya adalah PU Putra. SSB yang didirikan sejak tahun 2018 ini, terus menorehkan prestasi. Berkat tangan dingin coach Yahya Hery, SSB ini tak hanya melatih keterampilan bermain, tetapi juga mencetak pemain-pemain muda berbakat.

ILHAM ROMADHONA, Palangka Raya

SEKELOMPOK remaja sedang asyik mengolah skill. Si kulit bundar digulirkan dari kaki ke kaki. Dipandu oleh dua orang pelatih, mereka terlihat bersemangat berlatih sambil menunggu waktu magrib.

Mereka tergabung dalam SSB PU Putra. Nama akademi sepak bola lokal yang tak asing lagi terdengar di telinga penggemar. SSB yang berdiri sejak tahun 2018 itu, banyak menorehkan prestasi gemilang. Yahya Hery me­rupakan aktor pembentukan SSB ini.

DOK.PRIBADI UNTUK KALTENG POS
PEMBINAAN: Para pemain SSB PU Putra rutin menggelar latihan di Lapangan Sanaman Mantikei, Palangka Raya.

“Saya bersama teman-teman mencoba membangun dan membina anak-anak dalam bermain bola, ini juga bentuk kecintaan terhadap sepak bola,” ucapnya saat ditemui Kalteng Pos di sela-sela sesi latihan di Lapangan Sanaman Mantikei, beberapa waktu lalu.

Tujuannya tak lain adalah mencetak pemain lokal berprestasi dan mampu bersaing dengan daerah lain. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa pemain yang terpilih mewakili tim Liga Sentra Nasional untuk mengarungi kompetisi skala nasional.

“Kami menjuarai Liga Sentra Nasional regional, terus berangkat ke Jakarta Timur, ada talent scouting yang dilakukan oleh PSSI,” ucap pria yang akrab disapa Hery itu.

Dari hasil pengamatan PSSI, ada lima pemain yang berhasil menarik perhatian.

“Dari lima ini, yang berangkat hanya tiga orang, karena harus menggunakan dana pribadi,” bebernya.

Akhirnya, tiga pemain itu berangkat untuk mengikuti seleksi. Dari 30 peserta yang dipanggil, hanya 20 orang yang berhak masuk dalam tim Liga Sentra Indonesia. Fantastisnya, tiga pemain dari SSB PU Putra lolos seleksi itu dan berhak mengikuti kompetisi.

“Mereka ikut turnamen Piala Menpora mewakili Liga Sentra Indonesia, bahkan mereka berhasil meraih juara satu,” kata pria yang bekerja di Dinas PUPR Provinsi Kalteng.

Tak ayal mereka berprestasi, program latihan pun dilaksanakan tiga hari dalam satu minggu. Mulanya hanya mendapat jadwal latihan satu hari dalam seminggu. Lambat laun, karena banyaknya tim yang tidak latihan lagi di Lapangan Sanaman Mantikei, akhirnya anak asuh Harry yang lebih banyak mengambil kesempatan latihan.

Latihan dibagi dalam dua kelompok usia. Usia 9 hingga 11 tahun dan usia 12 hingga 17 tahun. Bagi anak-anak usia 11 tahun, porsi latihan ringan menjadi menu utama dalam latihan tiap tiga kali sepekan.

“Mereka latihan rame-ramean aja, saya bebaskan. Namun, kalau sudah menginjak usia 12 tahun, barulah masuk pengenalan teknik dasar bermain sepak bola,” ucap mantan pemain PU Putra ini.

Menu latihan pun bervariasi. Sebelum latihan, ada sesi peregangan ataupun pemanasan. Kemudian, dilanjutkan latihan fisik, seperti kecepatan dan kecekatan, dan diakhiri dengan permainan dua tim.

Menurutnya, potensi pemain lokal tidak kalah dengan daerah lain, terutama pemain-pemain di Pulau Jawa. Herry menegaskan, pada kategori kelompok usia 14 tahun, SSB di Kalteng masih dapat bersaing. Namun, kategori usia 17 tahun atau lebih, pemain lokal belum bisa bersaing.

“Mungkin karena postur, taktikal dalam game, serta pemahaman bermain. Ini juga dikarenakan faktor pelatih yang berlisensi lebih tinggi,” jelas pria berusia 47 tahun ini.

Sejauh ini, belum ada anak didik SSB PU Putra yang menembus klub profesional, karena usia maksimal peserta SSB PU Putra adalah mereka yang duduk di bangku kelas dua sekolah menengah atas (SMA).

Lebih lanjut Harry mengatakan, saat ini pihaknya sedang mempersiapkan tim untuk mengikuti Piala Soeratin. Menurutnya, tim-tim dari daerah lain seperti Sampit dan Pangkalan Bun sudah mampu bersaing. “Sekarang makin ramai dan kompetitif, jadi enggak itu-itu saja tim yang juara,” tuturnya.

Bagi anak-anak yang ingin mengembangkan bakat sepak bola dan bergabung dengan SSB PU Putra, cukup mengisi formulir pendaftaran dan menyertakan uang administrasi sebesar 50 ribu rupiah. Jersey bisa didapatkan dengan menebus 130 ribu rupiah, serta mengumpulkan iuran sebesar 10 ribu rupiah tiap kali latihan.

Harry berharap anak didik SSB PU Putra bisa menembus klub profesional dan menjadi pemain hebat pada masa mendatang. (*bersambung/ce/ala)