PALANGKA RAYA – Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Willy Midel Yoseph (WMY) dan Habib Ismail bin Yahya, mampu menguasai panggung pada debat kedua Pilgub Kalteng di Jakarta, Selasa (5/11). Saat itu, pasangan HARMONIS ini menyampaikan visi dan solusi konkretnya untuk membangun Kalteng semakin maju.
Dalam debat ini, Willy-Habib menyatakan mendukung program strategis nasional yakni food estate. Tidak hanya mendukung namun akan memastikan kebermanfaatannya bagi masyarakat lokal di tengah tantangan keterbatasan anggaran dan banyaknya prioritas pembangunan lainnya.
Habib Ismail bin Yahya menegaskan, bahwa program food estate sangat relevan dengan visi mereka, yakni HARMONIS, yang menekankan kesejahteraan masyarakat melalui kebijakan yang adil dan merata.
Menurut Habib, pengembangan food estate yang kini berpusat di Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, dan kawasan Pagatan Katingan harus dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan harapan masyarakat setempat.
“Masyarakat menginginkan agar program ini tidak berubah menjadi lahan kelapa sawit yang justru merugikan penduduk asli. Kami akan memastikan bahwa produktivitas padi dari food estate ini bisa dirasakan langsung oleh masyarakat Kalteng,” ujarnya.
Habib juga mengusulkan agar hasil panen dari food estate dibeli langsung oleh pemerintah daerah dan provinsi. Ia menyatakan perlunya fasilitas penggilingan dan pengemasan padi di kawasan tersebut, sehingga beras yang diproduksi bisa diberi merek lokal Kalteng dan membawa manfaat ekonomi bagi daerah.
“Kami tidak ingin hasil panen dibawa ke luar daerah, lalu kembali dalam bentuk produk bermerek daerah lain.
Kami ingin memproses beras dari Kalteng dengan merek lokal, sehingga nilai tambahnya dinikmati oleh masyarakat Kalteng sendiri. Kami juga mendukung program ini dengan pembangunan infrastruktur jalan guna memperlancar distribusi dan transportasi,” jelas Habib.
Sementara itu, WMY turut menekankan pentingnya keberlanjutan program strategis nasional ini. Ia menyebutkan bahwa pemerintah harus jujur dalam mengevaluasi capaian food estate di Kalteng, mengingat produktivitas padi yang masih belum mencapai target.
“Kita bersyukur Kalteng menjadi bagian dari program strategis nasional ini, namun kita harus akui bahwa capaian produksinya belum optimal,” kata Willy.
Ia juga menyoroti ketimpangan dalam pelaksanaan program food estate, di mana masih ada kabupaten lain di Kalteng yang belum mendapatkan manfaatnya.
WMY mengusulkan perluasan program ke kabupaten lain yang memenuhi syarat dan berpotensi dalam produksi pangan, termasuk komoditas selain padi yang dapat mendukung ketahanan pangan dan menjadi lumbung pangan, bahkan penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Tujuan kami adalah pemerataan manfaat food estate untuk semua kabupaten. Kami ingin kabupaten yang belum terlibat juga memiliki peluang untuk mengembangkan potensi pangan daerah mereka,” ujarnya.
WMY menegaskan pentingnya prinsip keadilan dalam distribusi manfaat program nasional ini, dengan harapan dapat mewujudkan ketahanan pangan bagi seluruh masyarakat Kalteng dan mendukung kebutuhan pangan IKN di masa mendatang.
Pasangan Willy – Habib berkomitmen untuk mengoptimalkan food estate secara inklusif dan merata, mengedepankan kepentingan masyarakat lokal, serta menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Mereka berharap program ini tidak hanya mendongkrak produksi pangan tetapi juga memberi manfaat ekonomi dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Kalteng. (ovi/aza)