ANAK-ANAK sering kali tak bisa lepas dari makanan dan minuman manis. Mulai dari permen, cokelat, minuman bersoda, hingga kue-kue manis menjadi bagian dari keseharian mereka. Di sisi lain, banyak orang tua yang berpikir bahwa memberi anak makanan atau minuman manis adalah hal yang wajar. Padahal, di balik rasa manis itu, ada ancaman serius yang bisa menyerang kesehatan anak, salah satunya diabetes.
Diabetes tidak lagi hanya menyerang orang dewasa. Diabetes, penyakit yang dulu lebih sering menyerang orang dewasa, kini semakin sering ditemukan pada anak-anak. Kini, jumlah anak-anak yang didiagnosis menderita diabetes tipe 2 terus meningkat. Salah satu penyebab utamanya adalah kebiasaan mengonsumsi gula secara berlebihan atau mengkonsumsi makanan dan minuman manis yang berlebihan.. Jika tidak segera diatasi, kebiasaan ini dapat memberikan dampak buruk jangka panjang pada kesehatan anak.
Epidemi obesitas global saat ini sangat terkait dengan peningkatan prevalensi DM Tipe 2 pada anak-anak dan remaja. Riwayat keluarga adalah faktor tambahan yang berkontribusi pada peningkatan kasus DM Tipe 2 pada anak dan remaja. Untuk mengobati DM Tipe 2 pada anak-anak dan remaja, pengobatan yang tepat, skrining dini, dan perubahan gaya hidup yang lebih sehat diperlukan. Kriteria untuk diagnosis DM Tipe 2 pada anak-anak dan remaja biasanya berdasarkan pemeriksaan kadar gula darah, yang sama dengan kriteria orang dewasa. Faktor risiko utama untuk DM Tipe 2 pada anak dan remaja termasuk obesitas, riwayat keluarga, ras atau etnis tertentu, dan gaya hidup yang tidak sehat.
Bagaimana Gula Menjadi Ancaman untuk Anak-Anak? Makanan dan minuman manis sering kali menjadi favorit anak-anak, mulai dari permen, cokelat, hingga minuman bersoda atau teh manis. Banyak orang tua yang menganggap konsumsi gula dalam jumlah besar sebagai hal yang wajar bagi anak, selama mereka terlihat aktif. Padahal, tubuh anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan sangat rentan terhadap efek negatif dari gula berlebih.
Saat anak mengonsumsi makanan atau minuman manis, tubuh mereka mengubah gula menjadi energi dengan bantuan hormon insulin. Insulin diproduksi oleh pankreas untuk membantu gula masuk ke dalam sel tubuh. Namun, jika terlalu banyak gula masuk ke tubuh, pankreas harus bekerja keras untuk memproduksi insulin dalam jumlah besar. Seiring waktu, tubuh anak bisa menjadi kebal terhadap insulin, yang disebut resistensi insulin. Kondisi ini membuat gula tidak bisa digunakan oleh tubuh dengan baik, sehingga menumpuk di dalam darah. Jika dibiarkan, hal ini dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2. Diabetes pada anak bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga memengaruhi kualitas hidup mereka. Anak-anak yang menderita diabetes harus menjalani perawatan seumur hidup, seperti mengontrol pola makan, rutin berolahraga, hingga menggunakan obat-obatan tertentu.
Dampak Konsumsi Gula Berlebih pada Anak Konsumsi makanan dan minuman manis yang berlebihan tidak hanya meningkatkan risiko diabetes, tetapi juga membawa dampak negatif lain bagi kesehatan anak, antara lain: Pertama yaitu obesitas, makanan manis mengandung kalori tinggi tetapi minim nutrisi. Anak yang sering mengonsumsi makanan manis cenderung mengalami kenaikan berat badan berlebih atau obesitas. Obesitas pada anak meningkatkan risiko mereka terkena berbagai penyakit kronis, termasuk diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.
Kedua yaitu kerusakan gigi, gula adalah makanan favorit bakteri di dalam mulut. Bakteri ini menghasilkan asam yang merusak enamel gigi, sehingga menyebabkan gigi berlubang dan infeksi. Masalah gigi yang sering terjadi pada anak bisa memengaruhi kesehatan mulut mereka di masa depan.
Ketiga yaitu ketergantungan pada gula, anak-anak yang sering diberi makanan manis dapat mengembangkan kebiasaan yang sulit dihilangkan. Mereka akan terus mencari makanan atau minuman manis, yang dapat memperburuk pola makan dan kesehatan secara keseluruhan.
Keempat yaitu gangguan konsentrasi, makanan manis memberikan lonjakan energi sementara, tetapi efek ini hanya berlangsung singkat. Setelah itu, kadar gula darah turun drastis, membuat anak menjadi mudah lelah dan sulit berkonsentrasi, terutama saat belajar.
Kelima yaitu gangguan metabolisme, gula yang berlebihan dapat memengaruhi kerja organ penting seperti hati. Anak-anak yang sering mengonsumsi gula berlebih berisiko mengalami penyakit hati berlemak non-alkohol, yang dapat mengganggu fungsi hati di masa depan.
Gejala Awal yang Perlu Diwaspadai Orang tua perlu mewaspadai beberapa tanda bahwa anak mungkin sudah mengonsumsi terlalu banyak gula, seperti: Anak sering merasa lapar meskipun sudah makan, berat badan naik dengan cepat tanpa alasan jelas, anak terlihat sering mengantuk atau lemas, mulut terasa kering dan anak sering merasa haus, terjadi kerusakan pada gigi, seperti gigi berlubang atau sakit gigi.
Jika gejala-gejala ini muncul, segera konsultasikan dengan dokter untuk memastikan kondisi kesehatan anak.
Tips Mengurangi Konsumsi Gula pada Anak Mengurangi konsumsi gula bukan berarti anak tidak boleh menikmati makanan manis sama sekali. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi konsumsi gula pada anak: 1. Pilih Alternatif Minuman Sehat, ganti minuman bersoda atau teh manis dengan air putih, susu rendah gula, atau jus buah segar tanpa tambahan gula. 2. Sediakan Camilan Sehat, alih-alih memberikan permen atau kue, sediakan buah-buahan segar, yogurt tanpa gula, atau kacang-kacangan sebagai camilan. 3. Masak Makanan di Rumah, dengan memasak sendiri, kita bisa mengontrol jumlah gula yang digunakan. Hindari penggunaan gula tambahan yang berlebihan saat membuat makanan atau minuman. 4. Kurangi Makanan Olahan, banyak makanan kemasan mengandung gula tersembunyi. Selalu periksa label nutrisi sebelum membeli makanan untuk anak. 5. Berikan Contoh yang Baik, anak-anak cenderung meniru kebiasaan orang tua. Jika Anda menunjukkan pola makan sehat, anak akan lebih mudah mengikuti. 6. Ajak Anak untuk Aktif Bergerak, olahraga membantu tubuh menggunakan gula dalam darah sebagai energi. Ajak anak untuk bermain di luar, bersepeda, atau mengikuti aktivitas fisik lainnya.
Makanan dan minuman manis memang menggoda, tetapi jika dikonsumsi berlebihan, mereka dapat membawa dampak buruk yang serius bagi kesehatan anak. Diabetes dan penyakit lainnya adalah ancaman nyata jika kebiasaan ini tidak segera diubah. Sebagai orang tua, mulailah memberikan contoh yang baik dengan mengurangi konsumsi gula di rumah. Ajarkan anak tentang pentingnya pola makan sehat dan ajak mereka untuk lebih aktif bergerak. Dengan langkah kecil ini, Anda bisa melindungi anak dari risiko diabetes dan membantu mereka menjalani masa depan yang lebih sehat dan bahagia. Mari bersama-sama menciptakan generasi yang kuat, sehat, dan penuh semangat dengan membatasi konsumsi gula sejak dini!(*)