SAMPIT – Di tengah gelombang digitalisasi yang kian deras, dunia pendidikan dituntut tidak hanya melek teknologi, tetapi juga bijak dalam penggunaannya. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Muhammad Irfansyah, mengingatkan pentingnya kontrol dalam pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di lingkungan sekolah.
“Teknologi seperti AI ini tidak bisa dihindari, dan memang harus diadopsi. Tapi, semua harus dengan pengawasan. Jangan sampai justru dimanfaatkan ke arah yang salah,” ujarnya, Senin (4/8).
Irfansyah menekankan, era saat ini memang menuntut dunia pendidikan untuk terus bergerak maju, termasuk dalam hal teknologi informasi. Berbagai hal kini bisa dilakukan dengan bantuan AI, dari membuat naskah, menyusun visual hingga menghasilkan video dalam waktu singkat. Hal ini dinilai sebagai peluang besar, namun sekaligus tantangan.

HADIRI: Kepala Disdik Kotim, Muhammad Irfansyah saat menghadiri pelatihan AI dan coding untuk guru, belum lama ini.
Beberapa waktu lalu, Dinas Pendidikan Kotim telah menggelar pelatihan bagi para guru untuk membekali mereka dengan dasar-dasar coding dan pemahaman tentang kecerdasan buatan. Pelatihan ini, kata Irfansyah, menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah dalam membekali tenaga pendidik menghadapi perubahan zaman.
“Guru perlu memahami bagaimana AI bekerja, bukan hanya agar tidak ketinggalan, tapi juga supaya bisa mendampingi murid dengan bijak dalam penggunaannya,” jelasnya.
Meski diakui banyak memudahkan, pemanfaatan AI tetap tidak boleh lepas dari pengawasan. Irfansyah mengingatkan, penggunaan teknologi tanpa kontrol berisiko menimbulkan kemalasan dan ketergantungan, terutama di kalangan pelajar. Bahkan, ada potensi meningkatnya kasus plagiarisme jika tidak ditangani dengan baik.
“Anak-anak harus tetap dibimbing. Jangan sampai karena ada AI, semua dikerjakan instan tanpa proses berpikir yang kritis. Itu bisa menggerus semangat belajar mereka,” katanya. (bah/sos)

