Ziarah Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, Wali Songo hingga Silaturahmi PBNU (2/selesai)
Setelah tiga hari perjalanan ziarah yang melelahkan, mulai dari Surabaya, Jombang, bermalam di Semarang, lanjut Demak, Kudus dan bermalam di Cirebon, rombongan PWNU Kalimantan Tengah berakhir di Jakarta untuk acara silaturahmi dan konsultasi dengan Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU).
HM WAHYUDIE F DIRUN, Jakarta
“KALAU orang yang habis umrah, maka biasanya masih berbau Mekkah, tapi kalau orang yang habis ziarah, yang tercium adalah bau makam,” seloroh Ketua Umum PBNU DR (HC) KH Yahya Cholil Staquf disambut gelak tawa pengurus PWNU dan rombongan saat acara silaturahmi di gedung PBNU lantai 8 Jakarta Pusat.
Bagi PWNU Kalteng, sambutan PBNU ini surprise dan luar biasa. Tidak tanggung-tanggung yang menerima langsung Ketua Umum PBNU, Sekjen KH Syaifullah Yusuf yang juga Menteri Sosial (Mensos) RI, padahal baru mendarat di bandara Jakarta, kemudian waketum KH Amin Said Husni dan bendahara umum PBNU, KH Gudfon.

SILATURAHMI: Rombongan PWNU saat foto bersama dengan Ketum dan Sekjen PBNU usai silaturahmi dan konsultasi di Gedung PBNU Lantai 8 Jakarta Pusat.
Sebelumnya, Ketua Tanfidziyah PWNU Dr HM Wahyudie F Dirun menyampaikan tentang perjalanan ziarah rombongan sekaligus beberapa program kerja yang sudah dilaksanakan. Kemudian dilanjutkan perkenalan dari masing-masing ketua PCNU Kota dan Kabupaten yang ikut dalam rombongan.
Menurut Gus Yahya, sapaan akrab ketum PBNU, partisipasi aktif dari setiap PW dan PC se Indonesia saat ini adalah sebuah keharusan, terutama dalam rangka konsolidasi perkumpulan. Misalnya, sistem kaderisasi lewat PDPKPNU dan PMKNU, yang lulusannya saat ini sudah puluhan ribu kader.
PB NU sangat berterimakasih karena semua kader NU begitu antusias untuk mengikuti kaderisasi ini. Saat ini, PBNU juga sudah mulai menerapkan sistem persuratan yang tersentral ke PBNU, melewati digdaya digital, berikutnya nanti sistem ini akan diikuti oleh semua badan otonom dan lembaga lajnah.
Dalam rangka menata perkumpulan, mulai tingkat PW dan PC, berikutnya akan dilakukan pemetaan untuk mengetahui kekuatan dan kapasitas dari semua struktur di bawah. Tujuannya kata Gus Yahya, untuk mengetahui sejauh mana kapasitas PW, PC dan MWC, ini tujuannya untuk meningkatkan great kepengurusan.
“Ini jangan dianggap akan menjatuhkan pengurus PW, PC dan MWC, tetapi bertujuan supaya PBNU tahu dan bisa mengambil sikap dalam rangka pendampingan terhadap kepengurusan di semua struktur, sehingga klasifikasinya bisa segera kita tingkatkan untuk lebih baik lagi,” kata Gus Yahya.
Saat berdialog dengan pengurus yang hadir, terungkap tentang manuver salah satu oknum di NU Kalsel yang menyuarakan Muktamar Luar Biasa (MLB) yang saat ini hangat jadi perbincangan. Oknum ini kerap menghubungi salah satu pengurus NU di Kalteng soal MLB yang mau dilaksanakan.
Menanggapi itu, Gus Yahya menyampaikan bahwa MLB itu ada aturannya. Yang menyelenggaraan pun harus PBNU atas permintaan 50 Persen plus 1 dari PW dan PCNU se-Indonesia. Jadi tidak bisa serta merta MLB. Gus Yahya heran karena tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba ada yang mau MLB.
HM Wahyudie F Dirun menegaskan bahwa PWNU Kalteng bersama 14 PC NU kota dan kabupaten se Kalteng tegak lurus dengan PB NU. Kita tidak pernah mau terlibat dan melibatkan diri dengan soal MLB. Wahyudie menyakini bahwa isu MLB itu adalah isu yang dimunculkan mereka yang kecewa.
“Saya malah menyesalkan ulah oknum-oknum itu, mereka tidak paham masalah dan aturan perkumpulan, kalau kecewa ya wajar, tapi nanti tunggu muktamar 2026 akan datang, saat itulah kalau mau adu argument, ya di arena muktamar, yang penting tujuannya untuk NU ke depan, jangan ujug-ujug mau buat MLB, Aneh bin ajaib,” kata Wahyudie. (habis)